Selasa, 17 Desember 2013

Potret Mendung Senjakala


Lautan langit tak lagi berombak
Sang surya seakan pasrah dan mengemasi kilat cahayanya
Hanya senja dengan sebilah raut wajahnya yang murung
Dingin, beku: Mendung bergelayut
Transparan, senyap, lalu padam

Gelap telah tersatukan
Gumpalan para awan pra-hujan
Menggenangi langit senja
Para peri menyiapkan butirnya
Para butir segera menghantamkan tubuh lembutnya ke bumi
Sang bumi yang telah lama membongkah retak mulutnya
Dan akhirnya..............
                                 
Keika sang Esa mengutus para Malaikat-Nya
Ketika(itu juga) mereka menabuh genderang masing-masing
Disertai kilat cahaya; menerobos atmosfer
Sesekali terang, kembali gelap
Sesekali riuh, kembali sepi
Para peri mulai menaburkan serbuk dengan gemulai
Ratusan, ribuan, jutaan, bahkan tak terkira
Menyentuh segala macam permukaan

Senja bukan lagi senja
Jingga hanya tersisa kelabu
Aku merasa bukanlah diriku
Kering keras kaku tersisa agung;
Meneduhkan.



Surabaya, 17 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar