Jumat, 26 September 2014

Daun

Kau terpenjara oleh ranting;
Kakimu teikat
Rupa-rupanya kau tak bisa berontak
Haram jua dalam berkalimat
Hanya menggosok tubuhmu dengan-mu yang lain
Meronta dan menggeliat di tempat agar kau cepat gugur
Namun seseuatu berbicara lain
Membuat pelepah itu lupa siapa dirinya
Sedang parasmu masih belia
Kau berharap segerombolan predator memakanmu
Agar kau bisa mati dan melupakan semuanya
Tanpa melawan takdir yang menancap samar dalam tanah


Sabtu, 20 September 2014

Kopi Pagi

Mana peduli buku pelajaran pagi, coba saja untuk beralih pergi; gali hasrat duniawi, lupakan otak keladi, ia bukan sejatinya inspirasi, bukan pula soal imajinasi, buang gundah akan begitu banyak caci, temui dirimu sendiri, kemudian basahi mata dengan syair-syair kopi.


Surabaya, 21 September
Dan akhirnya aku lebih memilih ngopi di kantin daripada mengikuti kuliah pagi

Kamis, 18 September 2014

Siklus Sajak-sajak

Tatapannya hinggap teduh
Bahkan ketika berawang-awang
Berkisar jutaan sajak gemulai
Kepayang dibuai sepoi
Beriringan tawa bawa cinta
Menyebar ke seluruh alam
Melahap setiap sudut kosong semesta
Para sajak menyisir samudera belai awan-awan
Memetik ranum buah mendung
Sementara waktu mereka saling melepaskan
Kemudian hempaskan tubuhnya hingga deras
Tiada yang luput, cinta maupun dosa terbasahi
Kembali sajak-sajak menjadi para sajak
Menyatu kembali dalam aliran
Berhanyut hingga arus itu berakhir
Dan berdenyut hingga siklus itu berhenti

Penggali Kubur

Tuan, lelaki tua bermahkotakan senja yang kian luntur
Hilir keringat mengalir di tengah kubur
Mengais mimpi; terus mengais hinga lebur
Tak mungkin cahaya itu gugur
Tak mungkin secepat itu harapan hancur

Tetapi tuan, kau tampak lelah
Matamu berdarah-darah
Lidahmu bernanah-nanah
Lehermu geliat daki dan goresan tanah
Tulang yang hampir patah
Tuan, segeralah

Oh tuan, mereka mulai mendekat!
Menyingkirlah cepat! 
Tertawalah sejenak, tengok mereka yang sedang bermunajat
Beberapa waktu kemudian, kembalilah erat
Raih cangkulmu dan singkirkan itu mayat
Oh jangan lupa tuan, hadapkan ia ke barat