Selasa, 25 Maret 2014

Sunday at Tiffany's: Bahagia bagai kanak-kanak

       

       Pada suatu waktu, ada anak kecil bernama Jane Claremont yang tergila-gila dengan teman khayalannya. Banyak yang cemas, termasuk ibunya yang bernama Vivienne, ia bahkan sering mengirim putrinya untuk terapi karena kecemasannya tersebut. Ia cemas anaknya mengalami gangguan psikis akibat perceraiannya yang pahit, yang merenggut semua harapan cinta. Sedangkan Jane sendiri sangat kurang kasih sayang dari ibunya sendiri, ia sangat membutuhkan perhatian ekstra karena ibunya adalah seorang produser Broadway, ia menghabiskan terlalu banyak waktu dengan pekerjaan dan belanja bagi banyak suami barunya. Michael mencoba untuk meyakinkan Jane bahwa cinta sejati ada. Michael adalah seorang teman khayalan yang secara acak ditugaskan untuk anak-anak yang merasa kesepian seperti Jane. Namun sayangnya, tidak ada satupun orang dewasa yang sanggup melihat keberadaan Michael. Dan teman khayalan akan pergi dan menghilang setelah anak yang di temani telah berusia sembilan tahun.

       Pada malam Natal, ulang tahun Jane yang ke sembilan, ibunya membawanya ke toko Tiffany di kota New York untuk membelikan hadiah untuk Jane, juga untuk sebuah event tahunan. Sementara ibunya berkeliling, Jane mencoba mengambil sebuah cincin berlian kuning, dan Michael mengatakan padanya bahwa suatu hari nanti itu adalah cincin kawinnya. Kemudian Michael mengatakan bahwa Jane sekarang telah dewasa dan ia harus meninggalkan dia pada pukul 5:15 pm, tepat saat waktu kelahirannya. Jane tidak memahami apa yang dikatakan oleh Michael dan memohonnya untuk tetap tinggal bersamanya, tetapi dia tetap berangkat, dan Jane hancur.  
     
       Dua puluh tahun kemudian, Jane telah dewasa. Ia akan menikahi tunangannya Hugh Morrison, yaitu seorang aktor televisi terkenal, egois, dan juga selalu mementingkan urusan pribadi dan karir. Berbeda dengan Michael yang dulu selalu ada untuknya dan mengerti apa yang ia inginkan. Saat ini Jane mengikuti langkah-langkah ibunya untuk menjadi seorang manajer teater yang tentunya akan membantu calon suaminya dalam debut teater. Suatu hari, seorang lelaki dewasa bernama Michael muncul padanya pada saat musim dingin, mengatakan padanya bahwa dia adalah teman khayalannya di masa lalu.  Awalnya Jane tidak percaya, ia berpikir bahwa Michael adalah seorang penguntit dan penipu, yang mungkin menginginkan peran dalam sebuah drama yang akan ia kerjakan. Kemudian Michael meyakinkan identitasnya dengan menceritakan semua hal-hal tentang masa lalunya dan tidak bisa dipungkiri bahwa dia memang benar-benar Michael. Perbedaannya adalah, orang lain dapat melihat Michael sekarang (ia adalah manusia).

       Michael sangat terkejut karena Jane telah banyak berubah. Jane tidak lagi mengejar cita-citanya pada waktu kecil untuk menjadi seorang penulis, tapi Jane meyakinkannya bahwa dia telah dewasa dan melepaskan beberapa impiannya di masa kecil. Jane sibuk dengan pekerjaan dan proses perencanaan pernikahannya yang melelahkan. Michael, bagaimanapun, tidak bisa pergi lagi sampai ia membantu Jane dengan apa yang seharusnya Jane inginkan. 

       Pada suatu hari, Michael membuntuti Jane yang sedang makan malam bersama tunangannya (Hugh), yang kemudian langsung bergabung bersama mereka tanpa dipersilahkan. Mereka berbincang-bincang tentang hubungan Jane dan Michael di masa kecil dulu. Michael menghadirkan pertanyaan-pertanyaan kecil kepada Hugh. Tentang makanan kesukaan Jane misalnya. Mungkin menurut Hugh, pertanyaan-pertanyaan Michael adalah pertanyaan bodoh dan sama sekali tidak penting. Hugh tidak bisa menjawab. Maka Michael segera mesimpulkan bahwa Jane dan Hugh tidak mengenal pribadi satu sama lain dengan sangat baik, dan kurangnya keserasian sebagai calon pengantin. Setelah makan malam, Michael lagi-lagi mengikuti Jane ke rumahnya, dan ia kembali merasakan hal yang berbeda. Jika dulu Michael dan Jane tidur bersama, maka sekarang Michael harus tidur di kursi sofa. Malam berikutnya, ia bergabung dia di debut panggung Hugh, dan Vivienne, ibunya sangat ngeri ketika ia memperkenalkan dirinya sebagai teman khayalan Jane pada waktu kecil dulu, dan mengatakan bahwa dia selalu berusaha untuk melindungi Jane karena kasih sayang yang besar, sebab ia telah menjadi pahit. Michael kemudian memberikan Vivienne pelukan tulus, di luar dugaannya. 

      Jane, yang telah ragu-ragu tentang pilihan pernikahannya karena dia pikir semuanya untuk Hugh harus sempurna, ia dibantu oleh Michael memilih gaun pengantin yang sempurna. Ketika dia pas, Michael mengatakan dia terlihat cantik di dalamnya. Jane kemudian segera memberitahu Michael bahwa dia melakukan kesalahan, dan bahwa mereka tidak akan pernah bisa berhubungan lagi, meskipun mereka mulai asyik mengulang kejadian-kejadian di masa kecil dan mulai lebih dekat kembali. Karena pada suatu malam, Hugh memasuki apartemen Jane dan menyela mereka saat asyik perang bantal, dan membuat Hugh cemburu. Kemudia Hugh menuntut Jane agar mengakhiri kontak dia dengan Michael. Jane mengatakan kepada Michael bahwa mereka telah bersenang-senang bersama-sama, tapi dia bukan lagi gadis kecil yang dulu pernah ia kenal, dan bahwa ia harus pergi. 
      
      Setelah kembali ke hidupnya dengan Hugh, Jane sangat yakin bahwa dia tidak mencintainya, dan bahwa Hugh terlalu egois dengan dirinya sendiri. Sementara Hugh pergi syuting film di Los Angeles, dia menghubungi Michael, yang kini bekerja di sebuah restoran. Mereka menyambung kembali dan menghabiskan malam pertama mereka bersama-sama erat. Karena sekarang Jane kembali bahagia, Michael mengatakan bahwa ia harus pergi lagi. Patah hati, Jane meyakinkannya bahwa dia tidak akan menghabiskan berpikir satu detik pun untuk mengingatnya kembali jika Michael akan benar-benar pergi.

      Sampai akhirnya pesta pernikahan Jane dan Hugh dimulai, akan tetapi Jane meninggalkan Hugh di tengah acara pernikahan, karena dia masih jatuh cinta dengan Michael. Karena hampir 5:15 malam Natal dan dia lari ke Tiffany untuk menemukan Michael. Dia melakukan tepat pada waktunya, dan mengakui cintanya kepada Michael. Tetapi Michael mengatakan bahwa dia harus pergi, menyedihkan sekali lagi. Dia pergi keluar toko dengan perasaan patah hati. Tetapi kemudian Michael muncul kembali dan mengakui cintanya dan menjelaskan bahwa ia kembali karena ia membutuhkannya. Dia memberikan cincin berlian kuning impian Jane pada waktu kecil dulu.

                                                                  ***

     Ah, pasti anda bingung dengan cerita diatas. Maka akan ku perjelas. Cerita diatas hanyalah secuil gambaran tentang film "Sunday at Tiffany's".  




        Sebuah film percintaan yang mungkin belum pernah anda lihat. Sunday at Tiffany's adalah novel roman yang ditulis oleh James Patterson dan Gabrielle Charbonnet dan dirilis pada tanggal 29 April 2008. Dan ditayangkan pada 6 Desember 2010. Memang sangat klasik dan usang. Saya akui, pertama kali saya menonton film ini adalah secara tidak sengaja. Pada waktu itu, film ini ditayangkan di salah satu stasiun TV pada dini hari sekitar pukul 02.00. tetapi saya sangat kagum kemudian menyukainya. Bagaimana perjuangan cinta sejati telah dicerminkan melalui perjuangan Michael dan Jane, bagaimana Jane rela membatalkan pernikahannya demi Hugh, dan bagaimana Michael rela tidak lagi bisa kembali ke dunia dimana ia berasal demi Jane. Juga bagaimana mereka rela dan tanpa malu bertingkah seperti anak kecil demi sebuah kebahagiaan yang hakiki. Dan ada satu lagi, satu hal yang pernah diajarkan Michael kepada Jane, yaitu bahwa "terkadang peraturan dibuat hanya untuk dilanggar."  Hal itu dikatakan Michael ketika Jane ragu berbuat sesuatu yang membahagiakan, yang melanggar peraturan tentunya.
Jancuk! Ini keren! Andaikan semua orang tidak sok dewasa dan egois. Saya yakin, kebahagiaan tidak sulit didapat. Meski terkadang harus melanggar peraturan. Ya, karena terkadang peraturan dibuat memang hanya untuk dilanggar.  Dan tolong perhatikan kalimat mutiara dari seorang filusuf handal Arthur Schopenhaver ini, bahwa "Agar hidup bahagia, hiduplah seperti kanak - kanak." Tak pelak lagi, jangan malu bergaya hidup seperti anak kecil. Asalkan itu bahagia, mengapa tidak?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar