Rabu, 18 Desember 2013

Hanya Aku dan Hujan

Aku tertekan; mimisan

Tak dapat lagi ku tahan

Tak ingin lagi ku rasakan

Kemudian ku angkat kepala perlahan

Beratnya tubuh yang tak ku pedulikan

Hanya gemuruh gemericik yang anggun; membuatku penasaran

Berjalan menuju pintu depan

Ku buka dengan nafas panas kemerahan

Tampak berjuta bening air menukik ke permukaan

 

Hal semacam apa ini?

Siapa yang Maha Besar: yang dapat membuat hal semacam ini?

Bagaimana Sang Maha Besar membuat hal semacam ini?

Kapan Beliau menyiapkan hal semacam ini?

Namun jika di tanya "Mengapa?", "Menghilangkan dahaga bumi", pikirku.

  

Inilah Hujan

Dengan penciptanya: Tuhan

 

Termakan, ku tertelan hujan

Jiwaku semakin tertenggelamkan

Ragaku menggigil seakan berontak, tak ku hiraukan 

Para burung kembali pulang

Sedangkan para buyung keluar dari sarang

Mereka sibuk bermain dengan hujan

Akupun asyik menatap hujan yang mempermainkan mereka

 

                  Memburu sepi

                  Aku sibuk mencari letak titik keindahan sebenarnya

                  Dimana aku benar-benar bisa menikmatinya

                  Dimana tak ada makhluk satu pun yang menyertaiku

                  Dimana kami berdua bisa saling bercumbu

                  Ya, hanya aku dan hujan.

 

 

Surabaya, 18 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar