Kamis, 26 Maret 2015

505

In 2009

Ingin sekali membuat tulisan yang begitu keren tapi apa daya jemari, semua itu masih dalam tahap yang sangat jauh bagi saya. Saya akan sangat bangga mengakui bahwa saya adalah seorang pemula yang masih belum bisa sepenuhnya mencintai kegiatan menulis pun bahkan hasil tulisanku sendiri. Saya masih dalam tahap suka-suka dalam kegiatan menulis (tolong jangan memaknai kata suka-suka sebagai kata sukarela). Saya malah sering sekali menertawai tulisan saya sendiri yang masih dipenuhi dengan hal bodoh. Namun, jika saya tengok lagi ke belakang, ternyata sudah ada perkembangan yang menurut saya itu cukup membangggakan pun itu sedikit dan kecil sekali persentasenya. Memang benar, manusia diciptakan untuk berkembang, tak terkecuali saya. Saya adalah tipe orang yang sangat menyukai pujian. Saya sudah sering sekali menerima pujian dari berbagai kalangan untuk perihal kebodohan, keteledoran dan ketidakteraturan saya. Ada yang memuji saya ini adalah tipikal orang bermasa depan suram dan terjal, ada yang memuji saya dengan kata-kata kurang ajar, ada yang menyebut saya ini sangat mesum, ada yang memuji saya begitu berantakan, ada yang memuji saya ini orangnya gila, dan yang paling baru, kemarin ada yang memuji saya sebagai pemuja setan setelah menunjukkan salah satu artwork The SIGIT kepada sang pemuji tersebut. Jadi, jangan sungkan untuk memberikan pujian terhadap saya jika anda rasa tulisan ini sangatlah bodoh atau bahkan terlalu bodoh untuk dibaca, karena sebenarnya saya juga sedang dilanda kebingungan luar biasa saat mencari-cari di mana letak kebodohan saya yang lain, seperti puisi yang begitu ijay, cerpenku yang membuang waktu bagi para pembaca, pengalaman hidup yang very forgottable dan beberapa gambar yang not for appreciated di postingan saya sebelumnya. Maka bolehlah saya segera mengakhiri tulisan bodoh ini, tetapi setelah yang satu ini. Dalam postingan sebelumnya, saya juga dengan bangga memamerkan kebodohan saya yang lain berupa tulisan tentang musik yang mungkin bahkan sama sekali tidak bisa dijadikan sebuah referensi bagi siapa pun. Memujilah, karena kali ini saya akan kembali memaksa anda untuk mendengarkan sebuah tembang berlabel indie namun bernuansa gelap semacam 505 oleh Arctic Monkeys. Arctic Monkeys? Grup band macam apa mereka? Seperti apa penampilan mereka? Jawabannya satu, mereka keren! Memang ada sedikit rasa sebal jika mengingat band ini adalah percikan yang muncul akibat ledakan The Strokes dkk di abad ke-20 yang acap kali disebut sebagai "The saviours of rock n roll" itu, namun saya selalu meyakini, Arctic Monkeys adalah percikan terdahsyat di alam Britania raya dari ledakan tersebut, sebab banyak sekali band-band dari Inggris-- yang seangkatan dengan Arctic Monkeys-- yang sempat terkenal pada awal karirnya seperti The Libertines, Franz Ferdinand, Bloc Party, Editors, The Fratellis, Placebo, Razorlight, Kaiser Chiefs and The Kooks namun mengalami kemerongsotan tajam dalam hal finansial dan akhirnya memilih untuk beristirahat berkarir dalam dunia musik. Kembali ke 505. Selain lagu Arctic Monkeys yang berjudul When The Sun Goes Down dan Fluorescent Adolescent, saya juga sangat menggemari lagu 505. Lagu ini memikat saya lewat awalan yang kelam memikat kemudian klimaks yang hebat pada pertengahan lagu. Sebuah lagu yang entah apa maknanya namun saya meyakini lagu ini diciptakan oleh seorang bajingan yang gelisah terhadap perpisahan dengan seorang yang ia cintai. Gelisah yang ia rasakan berhasil tertuang angkuh di dalam lagu dan menyebar spiral dalam imajinasi saat saya mendengarkannya. Apakah anda sependapat dengan saya bahwa semua ini merupakan sebuah penjelasan yang amat bodoh bagi sebuah lagu yang sangat bagus (atau malah bodoh juga?). Entahlah, namun anda dapat bernafas lega, karena semua kebodohan di dalam kebodohan ini telah berakhir. Jangan lupa, segera dengarkan 505!

2 komentar:

  1. Jd knp diambil angka itu yah?
    Salam hangat fans AM..

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Room 505 is a metaphor for a place where everything was fine in their relationship, and the person in the relationship wants to go back there because now its killing them that everything is falling apart.
      'I'm going back to 505, if its a seven hour flight or a forty-five minute drive. In my imagination you're waiting lying on your side,

      -Alex Turner, of Artic Monkeys”

      Hapus