Rabu, 05 Februari 2014

Bermalam dengan Api

Memandang kosong di ruangan sempit tak bernyawa
Sedari tadi ku berkecamuk dengan hawa panas sang malam
Pun hanya segelintir makhluk penghisap darah yang menggerogot
Tetap saja ku berontak bingar
Sesak. Sesekali ku berteriak
Kemudian ku paksakan untuk mendobrak

Nihil!

Cinta tetaplah cinta
Rindu tetaplah rindu
Malam tetaplah kejam
Bulan tetaplah jalang

Sumbu lentera yang ku sulut tadi petang tak kunjung padam
Merah bedebah membuatku mereka-reka arah
Namun ku yakin, itu belumlah api yang sebenarnya: Sederhana
Tentu saja kau tahu itu. Ada yang lebih berapi - api atau lebih dari sekedar api
Bahkan ia melebihi panasnya cinta kita, membakar seluruh ruang rindu
Memang tak ada yang lebih dahsyat bangsatnya di banding dia
Ia membuatku bengal dan bahkan lebih bangsat darinya

Oh sial! Ia berhasil mencumbuiku dengan nafas membakarnya
Oh kasih, maafkan aku menghianatimu malam ini
Oh Tuhan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar