Selasa, 14 April 2015

Kopi Dalam Peraduan

Cecap pertama
Kepulan menari di hadapan
Bendansa bersama sinar lampu bohlam
Nikmat mereguk remang
Sekat demi sekat meleleh
Mencair terseret arus
Menyebar di kerongkongan
Gelisah digoyah hingga lapuk
Berguguran hingga menghumus
Dada pun sedikit lapang
Tinggal rindu yang sesak risau
Aduhai, halaman tempat lahir
Aku akan segera kembali
Cecap demi cecap terlewat
Beriring gelak tawa jantan
Cecap terakhir
Penuh kemenangan
Hari esok tiada sabar menanti
Mari pasangkan ombak
Layar kembali mengembang
Mari kembali beradu, karang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar