Parasmu memang memikat kala itu
Rambut tiga jengkalmu terurai, terberai
Bibirmu pun begitu, merona berkilauan akibat pesona lipstik
Kau berbisik penuh rayu tepat satu inci dari telingaku
Kau menyulut reaksi mesumku, membakarku
Aku memang gerah jika harus aku yang memulainya
Tapi kenapa kau malah tahu hal itu?
Kenapa tak kau cegah aku?
Tentu kau tahu aku sedang berpikir kotor, aku tak beriman waktu itu
Kau malah terlihat asyik ketika aku mulai mencumbu separuh wajahmu
Lehermu, hingga separuh badanmu
Oh sial! Ini bukan lagi diriku, hentikan aku!
Cinta memang menawan, tinggal nafsu yang berperan membutakan
Entah apalah itu arti iman dan dosa, aku lupa
Terimakasih iblis maha sesat, ini nikmat
Tubuhnya langsing dan kenyal
Aku bisa merasakannya, sangat terasa
Panas, berapi - api
Keringat mengucur begitu saja
Tolong jangan hentikan ini dulu, Tuhan
Biarkan aku memuaskan iblisku terlebih dahulu
Sebelum aku harus mandi besar esok pagi
Ha-ha-ha! Iblis!
Ini hanya sekadar mimpi.
Mimpi iblis!
Rambut tiga jengkalmu terurai, terberai
Bibirmu pun begitu, merona berkilauan akibat pesona lipstik
Kau berbisik penuh rayu tepat satu inci dari telingaku
Kau menyulut reaksi mesumku, membakarku
Aku memang gerah jika harus aku yang memulainya
Tapi kenapa kau malah tahu hal itu?
Kenapa tak kau cegah aku?
Tentu kau tahu aku sedang berpikir kotor, aku tak beriman waktu itu
Kau malah terlihat asyik ketika aku mulai mencumbu separuh wajahmu
Lehermu, hingga separuh badanmu
Oh sial! Ini bukan lagi diriku, hentikan aku!
Cinta memang menawan, tinggal nafsu yang berperan membutakan
Entah apalah itu arti iman dan dosa, aku lupa
Terimakasih iblis maha sesat, ini nikmat
Tubuhnya langsing dan kenyal
Aku bisa merasakannya, sangat terasa
Panas, berapi - api
Keringat mengucur begitu saja
Tolong jangan hentikan ini dulu, Tuhan
Biarkan aku memuaskan iblisku terlebih dahulu
Sebelum aku harus mandi besar esok pagi
Ha-ha-ha! Iblis!
Ini hanya sekadar mimpi.
Mimpi iblis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar