Hidup di kamar kecil
Penuh botol bir bekasku minum semalaman
Puntung rokok bertebaran merata di empat sudut kamar
Memang kamar penuh hawa nafas sang iblis
Panas, lebih tak terkira panasnya saat siang kemarau: siang ini
Aku nikmati saja
Aku coba meracik tembakau dosa sebisaku, tembakau marijuana
Sesekali ambyar, buyar
Ku coba kembali hingga jadi
Satu batang rokok buatan sendiri, berbalut kertas ilegal pun jadi
Aku nikmati saja
Hisapan demi hisapan, asap demi asap ku telan
Racun demi racun ku tuang
Tubuh hancur itu urusan belakang
Aku bangga, setidaknya aku punya alasan untuk ini
Bukan karena ada perseteruan dengan kekasih
Atau karena penyesalan hidup, sama sekali bukan
Ini hanya sekadar wujud penghormatanku terhadap iblis sebagai sesama makhluk Tuhan
Aku paham, ia adalah makhluk maha kesepian sepertiku
Aku hilang
Aku semakin tak tahu apa ini atau apapun itu
Aku benar - benar telah mabuk kepayang
Lunglai melayang - layang
Bersama iblis
Sesat, memabukkan!
Penuh botol bir bekasku minum semalaman
Puntung rokok bertebaran merata di empat sudut kamar
Memang kamar penuh hawa nafas sang iblis
Panas, lebih tak terkira panasnya saat siang kemarau: siang ini
Aku nikmati saja
Aku coba meracik tembakau dosa sebisaku, tembakau marijuana
Sesekali ambyar, buyar
Ku coba kembali hingga jadi
Satu batang rokok buatan sendiri, berbalut kertas ilegal pun jadi
Aku nikmati saja
Hisapan demi hisapan, asap demi asap ku telan
Racun demi racun ku tuang
Tubuh hancur itu urusan belakang
Aku bangga, setidaknya aku punya alasan untuk ini
Bukan karena ada perseteruan dengan kekasih
Atau karena penyesalan hidup, sama sekali bukan
Ini hanya sekadar wujud penghormatanku terhadap iblis sebagai sesama makhluk Tuhan
Aku paham, ia adalah makhluk maha kesepian sepertiku
Aku hilang
Aku semakin tak tahu apa ini atau apapun itu
Aku benar - benar telah mabuk kepayang
Lunglai melayang - layang
Bersama iblis
Sesat, memabukkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar