Pilar menara yang megah menjulang
Beratapkan jumawa pendar rona cahaya sang gemintang
Ratusan juta orbit - orbit lembut runtuh; bertumpah ruah
Dengan cahaya lentera rembulan
Gemerlap kilat warna - warni
Jauh di atas hamparan imajinasi
Istana abadi: kerajaan indah dengan langit malam bercahaya senja
Tempat para peri berpesta
Alam sempurna, laksana surga
Tak satupun kurcaci sanggup menatap telanjang
Tak satupun dari mereka dapat hinggap bebas
Hanya sanggup meratap dengan lantang
Satu wajah termangu, mereka-reka arah
Entah nyata atau sekedar fiksi karangan sang Adiraja
Inilah kerinduan tak wajar
Kerinduan pada sebuah kerajaan di negeri dongeng
Seakan pernah bermimpi:
Melihat anak - anak kurcaci telah bangun dari hibernasi panjangnya
Setelah kemarau panjang
Kemudian mengintip mereka sedang benyanyi di sebuah lumbung beratap jerami
Ketika hujan saat itu
Malam tak menghiraukan desau angin bersanding gerimis
Rerimbunan sekujurnya telah basah
Entah nyata atau benar - benar sekedar mimpi
Tetaplah berharap;
Semoga mereka memang benar - benar sekedar mimpi tak wajar
Yang tak akan ada habisnya
Kemudian lukiskan dimanapun sesuka hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar