Hanya Aku dan Hujan
Aku tertekan; mimisan
Tak dapat lagi ku tahan
Tak ingin lagi ku rasakan
Kemudian ku angkat kepala perlahan
Beratnya tubuh yang tak ku pedulikan
Hanya gemuruh gemericik yang anggun; membuatku penasaran
Berjalan menuju pintu depan
Ku buka dengan nafas panas kemerahan
Tampak berjuta bening air menukik ke permukaan
Hal semacam apa ini?
Siapa yang Maha Besar: yang dapat membuat hal semacam ini?
Bagaimana Sang Maha Besar membuat hal semacam ini?
Kapan Beliau menyiapkan hal semacam ini?
Namun jika di tanya "Mengapa?", "Menghilangkan dahaga bumi", pikirku.
Inilah Hujan
Dengan penciptanya: Tuhan
Termakan, ku tertelan hujan
Jiwaku semakin tertenggelamkan
Ragaku menggigil seakan berontak, tak ku hiraukan
Para burung kembali pulang
Sedangkan para buyung keluar dari sarang
Mereka sibuk bermain dengan hujan
Akupun asyik menatap hujan yang mempermainkan mereka
Memburu sepi
Aku sibuk mencari letak titik keindahan sebenarnya
Dimana aku benar-benar bisa menikmatinya
Dimana tak ada makhluk satu pun yang menyertaiku
Dimana kami berdua bisa saling bercumbu
Ya, hanya aku dan hujan.
Surabaya, 18 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar