Dalam mengonsumsi karya seni musik, setiap orang pasti
memiliki cara dan porsi yang berbeda. Cara dan porsi tersebutlah yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat candu seseorang terhadap musik. Ada yang
tingkat candunya sudah kronis. Orang dalam kategori ini biasanya akan merasa tidak enak
badan dan alergi jika sedetik saja tidak mendengarkan musik, ada yang
mendengarkan musik hanya ketika butuh. Tipe orang di kategori ini biasanya
tidak bisa beraktivitas tanpa mendengarkan musik, mungkin saya termasuk
kategori ini, lalu ada juga yang mendengarkan musik secara musiman, ini adalah
tipe orang yang kurang saya suka, mereka mendengarkan sebuah lagu tertentu karena
pengaruh zaman dan takut dibilang tertinggal zaman, bukan karena prinsip dan
kesukaan pribadi. Jadi menurutku, mereka bukan penikmat musik, melainkan
penikmat zaman. Tipe orang di kategori terakhir ini mudah saja ditemukan di
manapun, yaitu ketika ada lagu semacam Roar atau Wrecking Ball berkumandang,
orang yang memutar lagu tersebutlah yang saya maksud penikmat zaman. Saya
berani bertaruh jika penikmat zaman tak pernah menikmati sebuah lagu lebih dari
sebulan, jika ada yang lebih dari sebulan, itu mungkin karena belum ada lagu
akhir zaman yang tercipta lagi. Lagu akhir zaman memang menyeramkan dan terlalu
bahaya untuk didengarkan, dan bagiku itu lebih menyeramkan dari pada grind core
bahkan death metal sekalipun. Sudahlah, lebih baik jangan mengusik kehidupan
mereka. Jangan pernah mengajak mereka berhenti mendengarkan lagu-lagu akhir
zaman, karena saya pernah melakukannya dan akhirnya malah cemoohan tertinggal
zaman yang kudapat. Sialan.
Daftar lagu yang akan saya bagikan kali ini berisikan
lagu-lagu yang dapat menimbulkan candu. Saya tidak ngawur menuliskan ini,
karena setelah bertahun-tahun mendengar lagu-lagu berikut, saya tidak pernah
bosan. Subjektif memang, tapi ada baiknya anda juga mendengarkan. Inilah
mereka:
1. Girl From The North Country
Bagi siapa saja yang sudah tahu,
saya yakin tidak akan ada yang menyangkal jika lagu ini sangat menyejukkan,
memang begitulah musik folk. Penyanyi yang bagus ialah penyanyi yang
karismatik. Bagiku, tak ada yang bisa mengalahkan karisma John Lennon.
Banyak sekali umat rock yang memujanya meski suaranya tidak sejernih Paul
McCartney. Tak terkecuali juga pelantun lagu Girl From The North Country, Bob
Dylan. Berbekal suara yang dingin dan bersahaja, saya yakin beliau adalah tipikal
pria yang dipuja banyak wanita seperti Casanova. Tembang yang termaktub dalam
album The Freewheelin’ Bob Dylan ini sangat sederhana dan berdurasi cukup
pendek. Alat musik yang digunakan pun tidak beragam, hanya gitar dan harmonika.
Mengapa saya sebut menyandukan? Karena saya kurang lelap tidur jika tidak
seraya memutarnya. Oh iya, ada baiknya jika anda mendengarkan semua lagu di
album The Freewheelin’ Bob Dylan, karena saya benar-benar sangat menyarankan itu.
2. Twist and Shout
Mungkin
lagu ini akan menjadi berkesan mainstream bagi yang sudah mengenal akrab bahkan menggilai The Beatles. Namun entah mengapa, dari pertama mengenal lagu ini
sampai sekarang, lagu ini berat sekali saya hapus dari track list penghantar
lelap di ponsel saya. Mungkin gaya vokal yang urakan ala John Lennon dan instrumen
yang cerialah penyebabnya. Selain Twist and Shout, ada juga lagu-lagu The
Beatles lainnya, yaitu Please Please Me, I Should Have Known Better, When I’m
Sixty-Four, Ask Me Why, Do You Want to Know a Secret, dan Ticket to Ride. Hm. Andai
saja sebuah laptop yang berisikan lagu The Beatles lengkap itu masih bisa
terselamatkan dan hidup kembali, pasti semuanya akan terasa lengkap. Hm. Album Please Please Me memang sangat mendominasi daftar penghantar lelap di ponsel saya, karena itu adalah album terbaik menurut saya. Meski Sgt.
Pepper’s lonely Hearts Club Band disebut sebagai karya terdahsyat sepanjang
masa The Beatles.
3. Danny Says
Tebakan
anda benar, bandit-bandit punk asal Amerika Serikat, The Ramones adalah dalang
dibalik terciptanya lagu ini. Namun bukan versi mereka yang saya maksud,
melainkan versi cover yang dimainkan oleh Foo Fighters, band yang dipelopori
oleh mantan drummer Nirvana, Dave Grohl. Meski tidak berbeda jauh, tapi Danny
Says versi Foo Fighters lebih segar dan pas, juga berdurasi lebih pendek karena
kecepatan lagu ditambah. Baik The Ramones maupun Foo Fighters yang membawakan,
lagu ini tetap saja tidak bisa hilang dari ingatan dan tergerus oleh rasa
bosan.
4. Waterfall
Entah pantas atau tidak jika saya
menyebut lagu ini sebagai lagu pengundang candu, karena saya baru mendengarnya
beberapa bulan yang lalu. Lagu bergenre alternative rock ini dibawakan oleh
band asal Britania raya, The Stone Roses. Saya hanya berani mengira-ngira bahwa
kebosanan terhadap lagu ini tidak akan pernah menghampiri saya. Karena jarang sekali
saya bisa menaruh hati pada sebuah lagu pada putaran pertama seperti saat
mendengarkan lagu ini. Hal yang sama juga saya rasakan ketika pertama kali
mendengar Twist and Shout-nya The Beatles dan Up and Down-nya The SIGIT.
5. Up And Down
Saya tahu lagu ini berkat Bang Yutup
sekitar tiga tahun lalu, itu tuh kakaknya Bang Yusup. Jadi ceritanya begini,
pada sebuah malam, gelap menyita seluruh keramaian, sepi, ke warnet saja saya,
iseng nyari bokep biar ramai. Tidak jadi ah, iseng lihat striptease di YouTube
dulu kayaknya lebih enak. Eh, iseng lihat band-band keren dulu saja gimana? Sambil
nunggu downloadan bokepku kelar gitu, dari pada nanti ejakulasi dini pas lihat
striptease dan tidak tegang lagi pas lihat bokep? Kan rugi. Dimulailah
perselancaran panjang saya di YouTube dengan bermula pada kata “rock” di search engine. Hingga akhirnya saya
bertemu dengan video underground yang raw
dan unsophisticated shound banget,
sejenak kutengok proses downloadan bokep saya, masih kurang dari lima puluh persen,
kembali lagi ke YouTube, kemudian segera saya klik link watch video, alamak! What a cool song! Judulnya Up and Down,
dibawakan oleh The SIGIT, siapa sih The SIGIT itu? Saya cari di Gugel, ketemu,
saat itu pula saya misuh karena kaget. Saya tidak menyangka ternyata The SIGIT
berasal dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia, karena saya kira The SIGIT adalah
band dari luar negeri. Sangkaan itu muncul setelah saya mendengar dan menonton
video Up and Down. Soal lirik? Up and Down membuktikan bahwa lagu percintaan
tidak harus cengeng dan merengek. Dari
situ saya mulai mencintai The Super Insurgent Group of Intemperance Talent, dan
sampai saat ini, saya belum juga bosan mendengar Up and Down, bahkan sesekali
juga melihat videonya di YouTube. Very
addicted.
Daftar lagu di atas berisi lagu-lagu
yang sudah lama sekali bertengger di ponsel kecuali Waterfall. Mungkin mereka
akan tinggal di situ secara permanen hingga ponsel saya terjual atau hilang.
Berbeda lagi jika anda bertanya tentang musik apa yang akhir-akhir ini sedang
saya gilai, karena daftar lagu ini yang sifatnya temporary. Meski temporary,
sebenarnya saya tak pernah bosan dengan musik apa pun yang pernah saya gemari,
hanya saja yang ini membutuhkan jeda beberapa waktu untuk mendengarkannya lagi
agar musik itu menjadi hidup kembali. Berikut daftarnya:
1.
Danzig
– 777
Band
Heavy Metal dari Amerika Serikat selalu meiliki taring dan tanduk guys. Lamb of
God adalah contoh konkrit lainnya. Meski begitu, perbedaan Danzig dan lamb of
God sangat mencolok, jika Lamb of God mengusung filosofi brutal ala metalcore,
Danzig lebih menyeramkan dengan doom metal-nya.
2.
Lamb
of God – Still Echoes
Still
Echoes adalah single pertama untuk album baru Lamb of God yang masih sangat
hangat karena baru rilis 24 Juli lalu yaitu VII: Sturm und Drank. Still Echoes
sendiri dirilis pada tanggal 8 Mei. Saya yakin, kini umat metalcore sedang
berpesta pora menikmati album ini. Untuk siapa saja yang ingin menikmatinya juga, pesan langsung di website resmi Lamb of God.
3.
The
Mahones – Drunken Lazy Bastard
The Mahones adalah band
celtic punk yang lahir di Irlandia tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh,
dipelopori oleh Finny McConnell. Seperti band celtic punk pada umumnya, musik
The Mahones benar-benar memiliki instrumen tradisional Irlandia dan Skotlandia
yang ceria dan ugal. Alat-alat yang digunakan pun tradisional semacam bagpipe,
biola, timah peluit, akordeon, mandolin, dan banjo. Tak pelak jika personil
band dalam musik ini pasti lebih dari lima orang. Aliran ini sudah ada pada
tahun 60an dan benar-benar masih asli, dipelopori oleh The Dubliners. Saya
sendiri pernah menonton band celtic punk asal Surabaya pada saat diadakan acara
punk di kampus. Nama band itu adalah Charlie’s Rum and The Chaplin. Tema umum
yang digunakan dalam celtic punk yaitu politik, budaya, kepercayaan, dan mabuk.
Tidaklah perlu saya jelaskan Drunken Lazy Bastard termasuk dalam tema yang
mana, anda pasti sudah bisa menebak. Dengarkan juga Queen and Tequila, Paint
The Town Red, dan Whiskey Devils. Rasa senang mendengar lagu-lagu oleh band ini
timbul lebih besar saat mengetahui akun twitter saya mendapatkan follow back dari akun @THEMAHONES.
Hahaha
4.
Wolfmother
– Dimension
Diawali dengan
teriakan, dimainkan dengan nge-blues, dilantunkan dengan lirik yang mengandung
banyak metafora, lagu ini benar-benar memiliki dimensi lain.
5.
The Stone Roses
– I
Am The Ressurection
Menyegarkan pada awalan hingga pertengahan, kemudian diteruskan dengan alunan drum yang bertalu-talu dan iringan gitar dan bass yang padat dan renyah hingga akhir lagu, lagu ini seperti memiliki dua sisi yang
berbeda dan terdapat keistimewaan pada tiap sisi. Seharusnya saya menaruh lagu ini di track list pengundang candu, tapi
sudah tidak ada tempat dan ada satu tempat kosong di track list ini. Namun hal
semacam itu sepertinya kurang patut dipermasalahkan, tapi hal yang patut
dipermasalahkan adalah, ketika tidak ada seorang pun yang mau mendengar satu
lagu pun dari semua lagu yang telah saya bagikan. Sungguh, itu merupakan
masalah besar.